we're halfway there!

2020 just keeps on throwing you shits huh.
It's been what, 3 months since my last post? Lots of many things happened.
Bad things, mostly. Peppered with some good things here and there.
I've been avoiding being in touch with my feelings, but maybe by forcing me to write this post will help me in any way? Uhm... where to start...

- - -

Dipta's been weird. Saat ke Videostarr Februari lalu, dia tiba-tiba moodnya downhill di tengah-tengah acara. I mean, this is not something new juga. Sebelumnya dia pernah beberapa kali break down saat lagi pergi bareng. Tapi gue gak bisa lupa bagaimana dia natap gue sambil diam saat gue tanya dia kenapa malam itu... Matanya kayak... Idk, mungkin gue bisa jadi salah, tapi kayak... a bit disgusted? But what did I do? Sebelumnya baik-baik aja. Apa dia lihat sesuatu yang bikin dia moodnya ngedrop atau apa ya entahlah. Dia menghilang di tengah acara, terus besoknya gue mencoba untuk reach out, tapi teks gue gak digubris sampai sekarang. Masih unread. Februari ke Juli!

Gue lihat dia masih aktif IG atau Twitter, gue bahkan lihat dia interaksi sama orang lain. Terus kenapa gue dicuekin? Kayak... dighosting?? Dan karena teman sendiri, jujur rasanya gak enak banget??? Gue mencoba reached out lagi lewat group Line, dicuekin juga. Dan sekali lagi gue reply IG storynya, dicuekin juga. Kesel juga jadinya. Gue gak tahu gue salah apa, atau dia kenapa, dan karena dia gak ngomong apa-apa ya gue cuma bisa berandai-andai aja nih anak kenapa.

But I guess, dia gak anggap gue matter, atau sama matternya kayak gue lihat dia.
This makes me sad. Dan sampai hari ini gue masih suka kepikiran.
Beberapa saat lalu pun dia sempat post IG story berduka, entah sanak keluarganya ada yang meninggal karena COVID19 sepertinya... tapi gue mau reach out pun jadi enggan.
Idk, man...

Apparently, Sammy reached out to him dan dibalas juga pada akhirnya. Bulan Mei. Dipta bilang kalau dia menghindari kontak sosial, perhaps a mild depression, dan dia gak kuat ngobrol sama orang. He's overwhelmed with work jadi dia rasanya ga sanggup untuk balas chat personal.

All these, I get it, but I just wish... entah mungkin dia bisa bilang maaf I gotta be alone for a while cos this and that atau apa gitu... and of course we'll give you all the space and time that you need, tapi kalau dia diam begini kan orang-orang jadi mikirin kenapa... (._.  ) Ya all i can do is try to be understanding I guess. It's still feel like a loss tho.

- - -

And speaking of... loss...
Suatu hari Sun mesej gue lewat DM Instagram.
Dia ngasih tahu gue kabar duka, kalau Yaviz.. meninggal.
Dia sendiri pun lihat lewat postingan temannya.
Gue gak percaya dan gue berusaha cari informasi dalam bentuk apapun.
Instagram Yaviz enggak ada apa-apa. Cuma postingan astrologi dia seperti biasa. Itu pun terakhir beberapa minggu lalu. Enggak ada ucapan duka dari siapapun.
Gue ingat, akun Instagram ini pun akun Instagramnya yang baru. Followers dan followingnya hanya sedikit. Gue coba lihat postingan belasungkawa teman Sun itu tapi akunnya di-private.
Gue lihat akun Instagram The Y Label pun postingan terakhir sekitar dua minggu yang lalu.
Gue coba lihat di Facebook pun akunnya sudah enggak ada.
Lalu gue harus cari tahu ke mana?
Gue coba hubungi mutual friends, yang ternyata cuma Ken Girisya. Dia pun gak begitu dekat sama Yaviz dan sudah lama enggak berhubungan. Gue kebingungan.

Akhirnya gue nekat follow teman Sun itu dan kirim pesan.
Dia balas pesan gue jam setengah tiga pagi, dia cerita kalau dia pun kaget akan kabar ini.
Yaviz sudah dimakamkan dua hari yang lalu, dan ternyata Yaviz sudah sakit beberapa saat di Surabaya. Gue lemes... Like, we just talked earlier this month. He was asking for my permission for him to post my photo wearing his design on his The Y Label account. Sebelum itu, kita pun sempat catch up, dan dia cerita soal masalah personalnya dengan keluarganya. I can remember the feeling clearly, I was quite happy dia cerita itu semua karena ceritanya intim sekali. Padahal kita sudah jarang ngobrol dibandingkan dulu. Gue bisa lihat value gue dalam hidup dia.

I mean, we werent exactly best friends, yknow, but we were quite close and have some great memories together. Kita kenal lumayan lama. 2008 2009? Gue lupa deh kita kenal lewat apaan. Dia suka panggil gue Daniel Radcliffe karena dia pikir gue mirip dia dan dia cinta banget sama DanRad. Kita pernah pergi ke Grand Indonesia yang baru buka dan masih ada area seni yang banyak galerinya? Dia pernah kasih gue painting jerapah.. Dia ngasih gue pajangan kayu berbentuk jerapah (gue dulu sempat punya infatuation aneh dengan jerapah?? And to think about it, Yaviz mirip banget sama jerapah dengan lehernya yang panjang, matanya yang belo, bulu matanya yang super lentik, dan gerakannya yang anggun). Heck, his painting is still hanging on my wall. Di rumah. Di bawah tangga. Dekat kamar mandi. Bareng sama pajangan nyokap yang tacky dan suburban sekali - yknow, those HAPPY TUMMY HAPPY HOME picture and the likes. Gue pun ada saat dia baru mau merintis The Y Label, gue sempat bantu Yaviz jaga booth The Y Label di Brightspot.. And we talked from time to time. Ya semesta, gue bahkan sempat curhat pas gue dighosting kemarin, dan saat gue cerita semua hal yang dilakuin si setan itu, Yaviz tumben-tumbennya blunt sekali ngomong kayak.. "Yes I'm sorry to be the bearer of reality dear, but like that movie title he's just not that..."

"Into me," I said.

"Oh dear baby, guys that age can be complex because they don't even understand what they're actually saying. And like I said, librans love peace more than anything."

"Stay strong, you are a lion after all."

Fuck.

Gue gak mau percaya???

Our last convo, we were talking about Better Things. Kalau tahu itu adalah saat terakhir gue ngobrol sama dia, gue gak akan ngomongin serial tv... (._.  )

Sampai akhirnya seseorang hubungi gue lewat DM IG, nanya soal Yaviz. She talked in english, I think she's a foreigner. Sepertinya pernah beberapa kali kerja bareng Yaviz. She's an author and an astrologer I assume? Yaviz pernah buatkan gambar untuk cover bukunya.
Dia berhasil menghubungi keluarga Yaviz yang akhirnya mengirimkan obituary Yaviz.
The proof. I saw the proof with my own eyes. I was crushed.

I feel like.. I took my friends for granted. Gue beranggapan bahwa mereka akan selalu ada di sana, walaupun kita gak ngobrol setiap saat. Gue beranggapan bahwa mereka gak akan ke mana-mana - ever. Entah kenapa gue selalu berpikiran kalau gue akan mati duluan dibanding semua orang.
Dan yang membuat gue makin sedih adalah fakta bahwa dunia dan waktu bakalan terus jalan, dan besok semua orang akan menjalani hari mereka seperti biasa.
Dengan pengecualian, gue punya.. lubang di hati.
Dan gue pun bakalan terus jalani hari gue sebagai mestinya. Gue bakal ketawa-ketawa lagi nonton atau lihat memes. Gue bakal ketemu teman-teman gue yang masih ada. Gue bakalan terus jalani hari gue sebagai mestinya dengan tambahan sebuah fakta kalau Yaviz udah gak ada. Life goes on, and grief, loss, death.. are weird.

You will always be missed, Princess Jasmine. You're one with the stars I bet.

- - -

Bokap akhirnya muncul lagi. Mendadak telepon. Dan mendadak ajak ketemu.
Saat itu COVID19 mulai heboh, dan kami janjian di PIM yang ternyata udah sangat sepi - it was kinda unnerving honestly. He took me to lunch. Dia gak suka rambut gue dan tindikan gue, katanya kayak anak bandel. But come on man, that is not parenting. Komentarin rambut gue dan bilang lo gak suka itu bukan parenting. Where were you all this time.

- - -

Menyesal ketemu seorang teman. Setelah reaching out berkali-kali (seperti biasa, gue mulu yang nyari dan ngajak orang ketemu) dan akhirnya dia mengiyakan. Dia habis putus dan somehow attitudenya jadi agak jaded dan dingin? Saat ketemu dia ceritain soal sexual conquestnya, dan menyempatkan dirinya untuk ceramahin gue soal gue karena gue gak punya pekerjaan. Dia bilang gue kenapa sedih mulu di Twitter akhir-akhir ini. Tapi dia tahu deng kenapa gue sedih. I should get a job katanya. A real one. Dan gue katanya terlalu rely on other people. Kemudian dia menjadikan dirinya contoh.. it sounded very self righteous to me. Doesnt matter whether he was right or not, it was uncalled for. I hated every second of it. Ingat-ingat momen ini Cav next time lo mau reach out ke orang dan ngajakin mereka jalan. Dan pls jangan pernah jadi jaded just because you're hurting. Itu gak bisa jadi alasan buat lo jadi kayak tai ke orang lain.

- - -

I got a new best friend! Kurnia's lovely. We got along really well and we hung out a few times. We bleached each other hair last time we hung out. A few hiccups along the way tho, but its all good now. And what I like the most is, kita bisa saling bertukar ide kreatif. Kayak dengan Azzam dulu. He's so optimistic and hopeful. Naive at times. Dia pikir hidup ini kayak serialnya Mike Schur :') But it's part of his charm I guess? Dan neuroticnya juara banget. He makes me worried. But sometimes, karena gue juga suka gak enak hati dan kepalanya, lihat dia yang vokal di Twitter kalau dia sedang going thru something as well, gue suka gak berani reach out. Sometimes I feel like a bad friend. But I just... can't. I just don't have the energy for it rasanya :( Tapi kemudian gue berpikir, well, he got Azzam tho. So... I mean I still feel bad for not reaching out you know???

Udah berapa ratus kali deh gue nyebut "reach out" di post ini...

Kemarin Kurnia ngajak gue untuk main di web series bikinannya, "Virtual Buddy with Kevin." Have you guys watched it? It's so goood yall, he's a rlly good writer. Gue muncul di episode dua hehe. Nonton ya?!

- - -

Gue dah gak bisa bayar apartemen dan Bagus needed time to work on himself and... to move on as well. So I moved out. Sedihnya bukan main. Back to my parents' house now. Gue seneng kamar gue rapih dan rumah bersih dan gue ga perlu pusing soal makan, tapi tetep aja rasanya gue bukan di rumah sendiri, tapi di rumah nyokap. Dan gue harus act accordingly.

She's soooo annoying. She's the type of person that would point out the wrong things you did dibandingkan acknowledge the right things gitu. Gue yakin dia ada virgonya entah di mana. Guess what, gue pun kayak gitu (oh, mercury mars venus gue di virgo dong). And I hate myself for it. You can't escape your parents huh. You are them. Iya, termasuk yang jelek-jeleknya. Ugh.

Like this one time gue kunci pintu karena gue tahu di rumah ini ga ada privacy sama sekali - mon maap gue mau trim jembut. Ga lucu kan kalo dia buka pintu mendadak. Terus beneran dong dia buka pintu. JEGREKKK. Untung dikonci. Gue lagi berlutut nunduk di lantai - pants less of course - dengan jembut berserakan. KENAPA kata gue annoyed, GAPAPA GA JADI kata dia sambil pergi menjauh, terus gue denger Babeh nanya ke nyokap "Kenapa dikunci?" yang kemudian dia jawab dengan, "TAU TUH ANAK."

Mereka pasti mikir gue jerking off deh.

I HV TO GET OUT, SOON.

- - -

Bagus is better now. We're better. Dia sudah nyaman juga dengan Fajar. Uh, uhmmm... yes. Fajar and I are an item now. More on that in a bit. Bagus is a full fledged whore now. Im proud of him hahaha. He's blossoming. He's still my very best person too. He's a family. Gue main ke kalibata every two weeks. Nginap seminggu, kadang sendiri kadang sama Fajar juga. We cook and stuffs. It's all good. I hope down the line, we could rent a house together or live in a rlly close proximity. That'd be awesome.

- - -

I didn't plan to fall in love this quickly tho, but I did. And he's great. He's really great.
He makes me feel things I haven't felt before. He's cold in text, he's not very... emotive. But turns out he's pretty sweet IRL. He's gentle, he takes initiative, he protects, he's practical, he's handy, he's... he's diligent, he cooks and cleans, fuck. He's cute, he's hot, he's - thank heavens - good in bed.

Pas Bagus rajin-rajinnya breakdown, oh man. He was caring, really really sweet, and he was being a great sport about all of it.

Dia akrab sama orang rumah, nyokap pun demen minta tolong sama dia entah ngapain, dia bahkan dah gak minta tolong gue lagi. "Enaknya punya anak satu lagi yang bisa disuruh-suruh," katanya. Dia juga suka ngoprek barang elektronik, hv i told you he fixed my laptop??? MY LAPTOP. HE FIXED IT. Gue udah lemes banget pas suatu hari laptop gue kesirem air (don't ask (._.  )) dan dengan keadaan ekonomi saat ini, siapa yang gak langsung nelangsa. Aaaaand he fixed it. Cuma keluar uang untuk beli this ribbon thingy di shopee, dipotong pakai OVO points dan ongkir, gue cuma rogoh uang 70 ribu! Ehe.

Heck, dia berhasil bikin gue melakukan hal yang hampir mustahil gue lakukan sendirian: olahraga.

Anyway, long story short, I got a boyfriend now, and he makes me happy. *blushes*

It's weird tho, like.. hal-hal orang baru pacaran, kayak kencan gemes di luar dan lainnya, kita belum ngalamin itu. Pandemi kan. Instead, kita malah udah domestic sekali. Tinggal bareng for weeks on end. I dont want to jinx anything but, errr.. lets just say we planned things.

I wanna go on cute dates :(

- - -
 
I just got cut from my job. Mereka memutuskan untuk gak memperpanjang kontrak gue. Mereka bilang mereka mau kurangin budget atau apalah. Tentu saja kepala gue bilangnya gue nya yang enggak bagus tulisannya jadi mereka memutuskan hal itu dan memperpanjang kontrak kontributor lain.

Truthfully, I've been thinking of ending my contract sih, it's been 3 yrs! But the thing is I don't have the back up plan yet. Dan sekarang hal ini terjadi, dan ini memaksa gue untuk cari hal itu ASAP. Gue mau ngapain???

I just updated my CV and portfolio. I joined Glints and stuffs.
Tentu saja gak lengkap tanpa breakdowns.
Ngelihat requirements kerjaan kerjaan sekarang, rasanya asing sekali..
Dan age requirementnya juga.. max 28 tahun lah..
I feel... inadequate. Ketinggalan. I feel like nothing.
I'm scared.

Gue kepikiran pingin punya sebuah toko... rahasia... but I don't understand the business side of it.
I wish I could have a partner in this. Yang paham akan hal itu dan lebih berani supaya gue ikutan berani.
Gue lihat Rai di Bandung punya kedai kecil yang laris manis bareng temen-temennya. I want that!
To grow and nurture something I can call my own, yknow. :(

These past few weeks, my emotions hv been running high.
I've been feeling tired nonstop. Sudah lama gak tidur dengan enak.
Kepala gue sakit terus, ada momen di mana gue sakit kepala 5 hari berturut-turut. Rashes di ketek - yang btw muncul setiap gue stress dan hilang dengan sendirinya.
I've been crying a loooot its so embarrassing. 
Nyetir di Ciputat dan Pondok Cabe aja bikin gue nangis karena jalanannya bikin stress.
Triggers are everywhere. Hal-hal kecil. Bercandaan. Omongan in passing. Ngelihat this and that di sosmed. Dan mungkin karena kombinasi retrogade and being cooped up together for too long, gue dan Fajar sering miskom dan berantem.

Terus sekarang, setelah penantian yang sangat lama, tiba-tiba Fajar akhirnya dapat kerjaan lagi. Ngelihat dia kebelet kerja dan stress jobless bikin dada gue nyess nyess gitu sih, so I'm happy for him. Tapi gue belum siap let go our dynamic yang kemarin. Dan hal ini shakes things up a bit. Gue masih kaget. And I miss him -gosh I'm disgusting- tapi gue berusaha sekeras mungkin untuk sok cool dan gak clingy. Udah mana anaknya kalau di text ga ada manis-manisnya (._.  ) jadi makin berasa jauhnya.

But yeah I guess, I should take this time to focus on myself. I mean main campaign tahun ini masih diri gue sendiri kok. Dan janji gue untuk menyelesaikan tulisan yang mungkin bisa dibukukan -yaudah ya ngimpi aje dulu- harus ditepati. Gue mau ngobrol sama Rai ah. Siapa tahu gue bisa dapat insight.

- - -

I'll be 31 years old next month, can you believe it???
31 and I'm nothing. I'm halfway. If all goes well, setengah jalan lagi gue mati.
Yikes. 31...

But anyway, I thought I was gonna throw a party last yr. 30 is a milestone gak sih. Bisa dibilang lah ya???
Tapi karena gue gak ada uang sama sekali tahun lalu gue gak ngapa-ngapain. Tahun ini mungkin gue bisa rayain barengan sama Bagus, invite our friends, sleep over di airbnb or sumn. Potluck atau ngapain gitu. I'm excited for it.

- - -

2020 sudah setengah jalan juga.
Semoga setengah ke belakang membaik ya?
You, take care okay?

Comments

  1. Anonymous9.7.20

    I miss your writing! Please write more often. 2020 definitely have been challenging, but hopefully things get better for all of us. Congrats on finding Fajar, he sounds like a terrific guy :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Whyd u hv to be an anonymous i wanna be friends! But anyway, thank you for your kind words. And pls take care, okay?

      Delete
  2. uh oh.. i watched the link and i'm addicted lol
    anw, always love ur writing, agree with the anon; u def shd write more!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts