Movie Journal - Mar 2018 (11)

- Veronica (Paco Plaza, 2017)


Entah sejak kapan, rasanya film-film horror baru yang rilis dan oke sering banget disebut-sebut di headlines sebagai scariest movie ever lah, in recent years lah, rasanya exaggerating sekali. Veronica juga gitu, is it fun? Yes. Is it scary? At times. Is it a fresh and new horror movie? Not really. Terus karena katanya based on a true story dan kita jadi semacam udah tahu akhirnya bakalan gimana, in a sense it kinda takes away the uhmmm.. surprise? Jadinya kita kayak.. just waiting for it to play out. It's nothing you haven't seen before but Veronica is thrilling.

- Sekala Niskala (Kamila Andini, 2018)


Film art house biasanya banyak simbolisme yang bikin gue garuk garuk kepala kagak mudeng dan entah kenapa gue suka ngerasa art house movies cenderung.. pretentious? Tapi Sekala Niskala rasanya full of hearts gitu. Simbolisme yang ada enggak ngebingungin, the eggs, the moon, it's all quite clear. The dance sequences are arresting. It's really really really beautiful.

Gue senang gue bisa ngelihat budaya Bali di film ini, gak nongolin budaya Indonesia dan eksotisnya Indonesia cuma macam tourists bait kayak *uhuk* Arisan2IniKisahTigaDara *uhuk*, budayanya terintegrasi sama plot dan keseharian karakternya. Ayu Laksmi main bagus, dua anak yang gue gak kenal ini pun amazing banget ya tuhan. It won an award di BERLINALE hellawwww they must've done something right ya dong. I'm glad I had the chance to watch in on the big screen.

- Tomb Raider (Roar Uthaug, 2018)


Gue sebel banget ya semua review ngebandingin Tomb Raider sama those Jolie movies.
Look that pointy boobs Lara is long gooooone. This one is based on the 2013 game, dan memang reboot buat Lara yang lebih gritty dan plot yang lebih dark. I mean, game selanjutnya aja explore lara yang PTSD gara-gara kejadian di game pertama.

Berapa banyak live action movie based on video games yang bagus sih? I think this one does the game justice. Alicia Vikander bikin Lara lebih manusia, bahkan gue seneng di salah satu scene Lara nya sempet teriak dengan girly. Now on the other hand, filmnya memang ngingetin lo sama film-film petualangan beginian yang udah ada (ya ya Indiana Jones), tapi yaudah sih, serius amat nanggepinnya. Gak semua film mesti jadi OOOO CINEMA juga keleus. It's a popcorn flick and it's fun!

Yang gue sayangkan filmnya ninggalin supernatural element dari game nya dan ngebuatnya jadi lebih riil aja sih.

- My Entire High School Sinking Into The Sea (Dash Shaw, 2016)


Waaaa nonton ini macam lihat graphic novel in motion. Ceritanya literally the entire high school is sinking into the sea dan ceritain bagaimana seisi sekolah deal with this bizarre situation. I loved it.

- The Girl Without Hands (Sebastien Laudenbach, 2016)


Gue pikir ceritanya grotesque banget kayak cerita Brothers Grimm, ternyata emang based on a story of Brothers Grimm! A father sold her daughter to the devil for wealth. Terus lo disuguhi animasi amazing sepanjang sejam setengah. *giving side eyes to 3D animation yang gaya animasinya gitu gitu doang*

- I Am Not A Witch (Rungano Nyoni, 2017)


Ceritanya, this kid is accused of being a witch, terus dikirim ke... satu camp yang isinya wanita-wanita yang dianggap witch gitu. Dan mereka ada semacam pita panjang di punggungnya jadi gak bisa pergi jauh-jauh... Kalau dipikir-pikir film ini kayak dongeng deh. Agak kayak fantasi, kadang rasanya kayak mimpi, tapi somewhat grounded, kadang lucu entah intentional apa enggak (ya dry humor gitu sih), kadang ngeselin kadang serem juga. Yang pasti visualnya keren mampus.

- Annihilation (Alex Garland, 2018)


Aduh males, gue copy apa yang gue tulis di Letterboxd aja deh:

Mind boggling and beautiful. Id like to spend more time in Shimmer, sadly we're going in halfway through the movie.
This kind of movie is kinda hard to sell, but I don't get why it's deemed too smart for Indonesian audiences tho. Or maybe it is? Idk, since Indonesian couldn't even keep a straight line while queueing.
The ambiguity of the ending might confuse some, which is often the case of this kind of movie, but aside from that the plot is pretty much linear and easy to understand. Also I'm fine with no answers. It's unfamiliar, it's foreign, it's unknown, that's why it's called alien.

- Pacific Rim: Uprising (Steven S. DeKnight, 2018)


Ya tuhan gue bosen banget nonton Pacific Rim Uprising. Filmnya sih gak jelek ya. Tapi rasanya gak ada entah apanya yang buat film pertamanya spesial. No wait, gue tau apa yang bikin film pertamanya spesial: Guillermo Del Toro. It was his passion project. Dan kalo gue jadi Rinko Kikuchi juga kayak tolong dong karakter gue dimatiin aja ya setelah ini... Tapi gue senang casts nya diverse sekali.

EH MACKENYU LUCU BANGET GIMANA DONG.

- Mom and Dad (Brian Taylor 2017)


Entah kenapa tiba-tiba semua orang tua jadi violent dan pengan bunuh anak-anaknya. Premisnya aja udah buat gue tertarik dari awal. Film ini kayak cuma jadi platform buat Nicolas Cage being Nicolas Cage gitu and booooy it was a fun ride.

- Kenapa Harus Bule (Andri Cung, 2018)


Gue seneng topiknya rasanya fresh buat film Indonesia, also dia sisipin diskriminasi di dalam gay community juga, tapi ya isinya formula romcom biasa yang capek capek nyari tapi ujung-ujungnya pasangannya ya yang udah ada di depan mata dari awal. Also gue deg-degan denger aktor Indonesia ngomong Inggris. Rasanya jadi kurang luwes gitu ekspresinya? Entahlah, perhaps it's just me.
Also it's kinda weird to see your friends and acquaintances on the screen.. 😅
Rasanya juga film ini lama banget, apa karena gue bosan?
I'm not saying it's bad, I just don't like it.

- Ready Player One (Ready Player One, 2018)



Okay, I don't like this movie.
Pernah ga sih nonton film, kelar film lo kayak uhmmm okayy its quite fun... terus lo lanjutin hari-hari lo dan film ini masih nempel di belakang isi kepala lo terus semakin lo pikirin semakin lo sebal sama film ini. Makin lo nitpick makin gak suka.

Pop culture references di film ini ga ada yang punya emotional attachment sama gue. Oke Akira, I love Akira to death, tapi pakai motornya sebagai kendaraan avatar yaudah cuma kosmetik dan gak lebih. See, hampir semua pop culture references disini cuma kosmetik. Kecuali The Shining, dan lo langsung berasa kan bedanya? Referensinya terintergrasi sama plot, baru ada efeknya, dan hasilnya keren. Otherwise lo cuma nunjuk ke layar EH ADA OVERWATCH atau EH DIA BILANG HADOKEN and so fucking... what...?

Strip away all those pandering pop culture references, yang tersisa buat gue cuma film yang rasanya hollow. I wasn't amused dan rasanya filmnya lamaaaaa banget.

Hal-hal yang gue suka:
- casts nya diverse
- Lena Waithe, ya tuhan gue senang dia naik daun dan dapet project gede kayak gini
- The Shining scenes are cool
- Also pas Gundam muncul keren banget, gue gak demen Gundam sih, tapi saat dia muncul kontras banget rasanya di environment yang colornya dull begitu. Ujug ujug muncul robot putih biru merah gitu kan, gue rasanya kayak tiba tiba jolted back balik ke movie. Seinget gue saat adegan itu atensi gue balik lagi dan gue langsung benerin posisi duduk... kemudian kembali bosan. HAHAHA.

- - -

11 movies, not so bad lah ya! Film of the month nya... ga ada yang bener bener konek ke hati sih, but if I gotta choose..... hmmmmm..... Sekala Niskala deh. It's not just a movie, rasanya kayak nonton teater juga. Rasanya pas nonton macam ditransport ke dunia lain sejenak. It was an experience, dan itu yang gue cari dari film.

Comments

  1. jiakakak.. feel nya Ready Player One SAMA banget kayak gue, guess I'm not the only one. Oh, plus gue sebel liat main cast nya gegara inget dia di Killing of A Sacred Deer haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. si cowoknya? beda merrrr! ada essence nya yg mirip sih..

      Delete

Post a Comment

Popular Posts