Microaggression

This has been bugging me for a few days.
Gegara habis nonton Kenapa Harus Bule gue jadi kepikiran.

Di film, si cewe protagonis yang namanya Pipin punya a gay friend (obviously) yang suka dipanggil "cong" atau "bencong". Bahkan di english subtitles nya kata ini jadi "faggot".
Dalam konteks film ini, jelas ini a term of endearment ya.
Tapi yang buat gue deg-degan itu, gue gak mau mereka mereka yang straight dan nonton film ini  merasa itu hal yang oke oke aja untuk manggil teman gay mereka dengan sebutan itu.

Just like faggot, it's a slur.

Gue gak peduli mau queer people take it over and claim the word as an empowerment apa enggak.
Kayak Conq nya Lucky Kuswandi, dengan proud pakai kata yang biasa dipakai buat ngejek kita jadi judul web seriesnya.

It's still not their word to use (and by 'their' I mean straight people ya), you know what I mean?

Sama aja kayak white people atau bahkan asian yang suka nyebut nigga nigga. It's not okay.
Gue gak bisa bilang itu gapapa disini ya, kultur kita memang gak bersinggungan langsung dengan masalah rasisme ini jadi kita gak ter exposed dengan masalah ini on daily basis, but that doesnt make it okay loh. Jangan karena lo suka hip hop atau rap terus biar keren atau naikkin street cred lo entah gimana korelasinya gue juga ga ngerti, terus lo manggil satu sama lain pake kata itu.
Sesama black people ya gapapa buat manggil itu satu sama lain, it's their word.
White people manggil black people begitu ya artinya jadi beda lagi.
Rich Chigga aja sampe ganti nama jadi Rich Brian.
Ini kan tahun 2018 gitu ya. Internet dah gampang banget. Nempel sama lo 24/7.
Please be aware gitu sama other cultures dan surrounding.

Ya sama kayak halnya disini, pribumi lah cina lah manggil satu sama lain dengan sebutannya masing-masing. Kalau sesama cina manggil cina cina ya kan artinya gak sama kayak sisi yang satu lagi manggil orang cina kayak begitu. Ya toh?

Balik ke bencong sama faggot.

Mungkin gak semua queer people tersinggung dipanggil ini. Empasized on "mungkin gak semua".
Terus gimana biar mengurangi kemungkinan orang tersinggung karena kata tersebut.
Lo gak tahu kan mesti pakai kata itu ke siapa.
Well, you can do it by simply not using that word altogether.
Plain and simple.

Sumpah demi apapun gue capek, conforming to straight people ways.
Seringkali tanpa sadar, saat mereka yang straight bercanda atau mencela sesuatu soal gay, gue malah ikut-ikutan ketawa. Right after, gue ngerasa bersalah dan jijik sama diri gue sendiri.

Bahkan saat mereka bercanda tanpa ada malice sekalipun ya,
contoh: gue lagi ngobrol sama teman gue yang istrinya mau melahirkan terus dia bercanda, "cavin nanti mau dipanggil uncle cavin apa auntie cavin nih?"

Ngerti kan?

News flash guys, gak semua orang yang slightly feminin ataupun feminin mau jadi cewe tuh.
Gak semua gay mau jadi cewek tuh.
Gue sayang sama titit gue.
Mau gue reinkarnasi besok, gue tetep mau punya titit sumpah.

Microaggression kayak gini nih, kecil, tanpa malice, but still not okay.

Dan gue capek mesti ngertiin mereka yang straight.
Kan kalian udah enak ya semuanya berjalan sesuai norma sosial,
sudah saatnya kalian ngertiin kita juga gak sih?
Ya dong...

We can still learn guys, selama kita enggak ignorant, kita bisa jadi lebih baik kok.

Comments

Popular Posts