Movie Journal - Sep Oct 2017 (10)

- It (Andrés Muschietti, 2017)

Rasanya sudah lama enggak nonton film horror se-well made ini, juga film horror dengan karakter yang kita genuinely peduli. I love these kids. I couldn't shake off the Junji Ito vibe from this movie, dari cosmic being sampai model si hantu wajah panjang itu. I love it I love it. Buat gue gak serem sih, then again gue susah dibuat takut, tapi It serunya minta ampun. Saat Pennywise berubah raksasa di garasi itu, daaamn, I've never seen that imagery before! Also, dengan opening scene yang belum apa apa udah ada anak kecil tangannya buntung, all bets are off from the start. I love it I love it. Oh iya, secara lore nya lebih cosmic dan aneh lagi di novel, pastinya di watered down lah ya buat mainstream audiences. But judging from the movie, it's a welcome change. Gue yakin kalau beneran dibahas soal Macroverse, Maturin, etc. orang pasti garuk-garuk pala.

- Like Someone in Love (Abbas Kiarostami, 2012)

Gue punya koleksi film Abbas di hard disk tapi jujur gue belum pernah nonton film-filmnya sama sekali. Like Someone in Love jadi film Abbas gue pertama yang gue tonton. Film ini sukses bikin gue ngerasa melankolis - during and after. Also the ending tho.. ngagetin dan abrupt sekali, buat gue bingung harus merasa apa. IS EVERYONE OKAY???

- Pengabdi Setan (Joko Anwar, 2017)

You have to admit, art directionnya film-film Joko itu bagus banget. Begitupun dengan Pengabdi Setan. Pengabdi Setan seru banget sih, buuut.. ada beberapa hal janggal yang entah intensional apa enggak, yang rasanya mayan banyak buat di-nitpick. Dan lagi-lagi, ugh, exposition! Kenapa sih film horror suka bgitu. Apa karena running time nya dah mepet yaudah misterinya dibongkar dengan gampang aja? Sebel. Also gue kok ga demen ya sama aktingnya Tara Basro, it feels wooden. It works di A Copy of My Mind, karena kayaknya emang karakternya stoic gitu, tapi disini... gatau deh. But anyway.. adegan ngerudungin lukisan itu tai banget sih, paha gue sampe merinding.

Gue sebel banget sama poster utamanya Pengabdi Setan, jelek banget ih. Kenapa gak pakai poster yang ini aja coba??? Yang ini bagus banget gitu!! Ada mainin grid, atmospheric, dan grafisnya rapih.

- The Beguiled (Sofia Coppola, 2017)

Lagi-lagi soal cewek terisolasi dan berada di tempat/waktu yang salah, sekumpulan wanita-wanita super thirsty ini mendadak kacau rutinitasnya gara-gara kehadiran seorang prajurit terluka yang ngehe banget. Gue suka banget sama nyinyir-nyinyiran cewe-cewe ini buat caper sama lelaki. So catty! Btw Elle Fanning nya bangsat banget disini, I love it so much. Setelah bete sama Bling Ring, akhirnya The Beguiled merestorasi kepercayaan gue akan Sofia Coppola hahaha. DAN POSTERNYA BAGUS BANGET YA 😍.

- It Comes At Night (Trey Edward Schults, 2016)

Gue bisa ngerti sih kalau orang bete sama film ini. Orang dibuat bertanya-tanya soal apa yang ada di luar sana sepanjang film, tapi pada akhirnya gak dikasih tahu apa-apa. Tapi menurut gue ya tujuan ceritanya bukan untuk itu sih, they're toying with your mind gitu. So these two families, pitting against each other, in a very small space, plus ditambah faktor virus-virus aneh ini yang gak dijelasin banyak. Ya sama kayak mereka, mereka juga ga tahu persis soal virus ini. Yang pasti kalo lo kena virusnya, lo bakalan jadi... begitu, dan mayat lo kudu dibakar. Sengaja bikin lo paranoid. Ya horrornya disitu... anyway, this is a nice movie sih. Atmospheric dan grounded sekali. I like it.

- Close Knit (Naoko Ogigami, 2017)

Eyy, thank you buat anon yang komen kemarin itu, langsung download setelahnya deh hehe. Typical Naoko Ogigami, filmnya gentle sekali. Kayaknya jarang banget film Jepang yang bawa issue begini dan bukan sebagai bercandaan. Butttt... but... the fact that the actor playing the role is cis male... is a bit of a let down. But still, I like it sih. It's right there, beside Toilet and Rentaneko. Kamome Diner dan Megane are still the best (Yoshino's Barber Shop oke aja sih, dan Koi wa 575 itu belum nonton).

- Three Times (Hou Hsiao Hsien, 2005)

Shu Qi cantik banget ya ampun. Chang Chen nya juga gantengnya kurang ajar. Cerita pertama dari tiga cerita ini by far my fave. Moodnya, musiknya, estetiknya... bahkan ini satu film estetik banget astaga. Lo bisa screen capture-in tiap frame rasanya bagus aja jadi wallpaper desktop.

- Kingsman: The Golden Circle (Matthew Vaughn, 2017)

Bagus bilang film ini kayak anime, dan iya sih. Over the top villain, over the top plot, over the top action. Tapi sayangnya rasanya Kingsman 2 ini dah gak seexciting yang pertama. Mungkin karena basically sama, just bigger and.. longer? Dengan durasi dua jam lewat, dan film dengan adegan action memanjakan mata sebanyak itu kok gue gak merasa any kind of emotion gitu. Excited enggak, sedih pas karakter mati enggak, deg-degan enggak. Just... flat. You can say I was a bit bored.

Taron Egerton bisa acak-acak gue (sexualy, duh...) dan buang gue di pinggiran jalan tol Cikampek atau apa dan gue bakal jalan pulang sampe ke serpong dengan hati gembira... well, mungkin gak Cikampek juga, tol Bintaro situ oke lah.

- The Big Sick (Michael Showalter, 2017)

Chemistry Kumail dan Zoe asik banget, begitupun Holly Hunter dan Ray Romano. Ditambah dialognya yang enak dan ending romcom yang gak cheesy. It's really entertaining dan bikin gue mesem-mesem menjijikkan. The Big Sick masuk ke daftar romcom favorit in recent years, selain Obvious Child dan Enough Said.

- Thor: Ragnarok (Taika Waititi, 2017)

Rasanya gue baca entah dimana Thor: Ragnarok disebutnya buddy comedy, and I agree sih. It's really fun to watch these pairings. How great is Cate Blanchett????? SUPER GREAT!!! MY QUEEN. Karakter Jeff Goldblum rasanya dibuat emang buat dia banget gak sih, gue gak bisa bayangin karakter itu diperanin orang lain (please jangan bilang Johnny Depp, tabok nih). And thank you, for giving Thor the hair chop, gitu kan ganteng. Gue gak nonton dua film pertamanya tapi Thor: Ragnarok is easy to follow. Tapi rasanya bagian di planet sampah itu agak kelamaan deh...

Mark Ruffalo gemes banget matilah. Peluk...