I'm gonna tell you about my Saturday.

Entah kenapa rasanya gue males banget keluar rumah untuk ketemu temen-temen Sabtu kemarin. Rasanya gue lebih pilih malas-malasan di rumah sambil nonton film atau main Stardew Valley. But I guess I have to. Anggap aja kayak isi social meter bar gue tiap dua bulan sekali. Mungkin gue butuh suatu tujuan di akhir hari supaya gak sia-sia amat, akhirnya kita memutuskan untuk midnight Lion entah di PIM atau Gancit. Cos you know, movies. I love movies.

Bagus ikut serta, tapi dia harus pergi ke tempat printing dulu sedangkan gue menuju Burgreens di Dharmawangsa dan kemudian dia nyusul dimana gue berada kalau urusannya udah kelar.

Menuju stasiun, uber yang kita naiki total argo 26.000 dengan promo 25.000 jadi yang kita harus bayar 1.000 perak. Si supir blatantly lied to our face. Katanya 26.000. Wong jelas jelas gue liat layar hape dia pas dia stop perjalanan itu ada angka 1.000. Ngepet. Gue dan Bagus berkali kali ngomong ada promo kok dan kita lihat sendiri kok tadi layarnya ada tulisan serebu. Dia ngotot luu. Udah kepalang tanggung kali ya. Dengan dia sendiri pun setengah yakin mau boongnya gimana dia sok sok scroll hape nya gak juntrungan. Ya kita buka aja dari hape kita sendiri, gue sodorin ke muka dia, INI MUKA BAPAK KAN???? Masih ngotot si anjing, gue bayar aja tuh 26.000 doang tai babi jadi masalah. Makan tuh duit yang gak semestinya lo ga dapet. Gue sama Bagus sampe gemeteran saking marahnya. Laporin deh ke Uber. Duit kembali tapi gue harap supirnya dikasih sanksi atau apalah.

Anyway.. sampai di Burgreens, Bagus pisah, gue datang paling pertama.
Gue overwhelmed sama menu nya yang... sehat.
Teman-teman gue datang. Dan berbincang-bincang lah kami.
As expected, pembicaraan bikin gue lelah for no reason...
Apa iya gak ada alasannya, Cavin? Well, I guess there is. Cuma.. ya gitu.
Rasanya tiap ngumpul sama mereka gue merasa kecil dan intimidated.
I guess I'm tired of hearing other people's... achiev- enggak, apa ya, progress di hidupnya?
Aduh.
Gatau.
It didn't feel good pokoknya apapun itu.
And I didn't like my meal (._.   ) rasanya kayak gak makan.
But oh well.

Berikutnya mereka pingin lanjut ke.. Bar. Minum-minum cantik. Sigh.
Not my scene, obviously. Place like this makes me uncomfortable. Place like this makes me self conscious and alert. Place like this puts me in a.. weird spot. And also, I don't drink.
But yea sure, kenapa enggak sebentar aja kan.. for friends.
Dan kita nyampe di Lola atau apalah.. jeng jeng gue gak dikasih masuk karena gue pake shorts. Jakarta is so fucking pretentious. Apasih di dalamnya??? Pesta topeng orang kaya berakhir orgy???
Gue bilang yaudah lah gih kalian aja gue cabut nonton. Oh enggak, pindah aja ke Bauhaus. Fine...
Sampai sana disapa oleh.. PR? Wanita itu lah yang ngelayaninnya pun snob sekali. Gahhhh.
Temen-temen mesen minuman apalah yang biasa mereka pesan. Gue pun pesan teh.
Selain gue diketawain dan dibilang "grandma", waiter sampe nanya ulang pesenan gue beneran tadi teh kan.. I mean yeah, ada di menunya juga kan??? Demi gue ga boong, a few times waiter dan bartendernya bisik-bisik terus nengok ke gue. Gue akuin, di tempat bgituan gue minum teh megang poci sama cangkir dengan piring aneh banget. Tapi yaudah sih terus kenapa..

And I hate being ridiculed over something like this. Clearly this isn't my thing. But I went along goddammit. Gue hadir. Gue ikut serta. Gue kesel kenapa gue kesel kok kesannya gue sensitif sekali.
Since when you became boring katanya...
Dude, I grew up. Peer pressure ga ada artinya lagi buat gue kayak pas SMA.
Gue udah dewasa dan gue bisa bentuk opini gue sendiri.
Gue tau mana yang gue suka dan gak suka.
If your idea of having fun is going to a bar and drink well yeah go ahead I'm not gonna stop you.
But don't you dare ridicule me cos my idea of having fun is different.
Gue suka diem di rumah nonton dan main game terus kenapa.
Gue gak minum alkohol terus kenapa.
Dan ini bukan hal yang gue coba sekali terus gue langsung bilang engga doyan.
Ini hal yang berkali-kali gue coba karena gue bingung kok semua orang suka dan gue gak suka??? Tapi memang terbukti gue gak suka. I just don't, I'm sorry.
Gue gak suka rasa minuman beralkohol. Gue gak bisa ngerti enaknya dimana, gak kayak mmm milk tea ini enak manis dan bikin gue hepi.
Gue pun gak ngerti enaknya merokok dimana, pahit di mulut dan bikin gue keleyengan. But hey, at least gue gak ngerokok cuman sedot kumpulin di mulut dan langsung hembus numpang lewat doang. That's ridiculous.
You might think this is trivial dan gak penting. But screw you. I'm gonna stand by myself.
Ardy was so sweet, dia bilang it's okay kok kalau lo gak suka, di balik kencengnya musik disana (ngobrolnya gimana coba hhhh). Huhu...

Pada akhirnya, gue cuma kesel karena gue went along walaupun gue gak suka tapi udahannya diketawain. Kayak Ica yang kemarin cerita, dia diinvite whatsapp group temen-temen SMA nya, karena dia males akhirnya dia diem aja, eh tau tau dia di remove dari grup. Gondok kan udahannya. Ngerti gak sih? Kayak dipaksa masuk ke suatu grup yang lo ga suka in the first place trus udahannya digituin. Mending dia out dari group dari awal gitu kan. Rasanya kayak gitu... you feel me???

Akhirnya gue cabut dan di luar hujan deras banget. Airnya berat. Sepatu gue basah. One of the worst feeling in the world. Level senewen gue udah mulai penuh. Supir Uber lama banget ga nyampe-nyampe gegara muter-muter gedung The East berkali-kali entah karena bego atau bego. Akhirnya gue sampe PIM film udah main lewat 20 menit... (._.  ) the only thing I was looking forward to... bubar semua.

Dan gue muak sama snob dan pretentious nya Jakarta. Cih.

Comments

  1. I FEEL YOU PALLL..
    SO MUCHHHHH!

    ReplyDelete
  2. KAYAKNYA KITA GA BELONG DISINI DEH, MUNGKIN HARUS KELUAR..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts