Movie Journal - April 2016 (7)

- The Overnight (Patrick Kack-Brice, 2015)


Awkward sejadi-jadinya, gue deg-degan sampai tutup muka. *_*

- Three Extremes (Fruit Chan, Park Chan-wook, Takashii Miike, 2005)


Posternya gak ada yang bagus. Tiga segmen, tiga director. I love "Dumpling" (kalau gak salah, dijadiin fitur film sendiri). I like "Cut"... and I don't know how I feel about "Box". "Dumpling" asik banget, akting oke, estetik oke, semuanya pas. "Cut" keren banget konsep nanana nya tapi menurut gue agak ihh pas ending. Box... ya gitu. Takashi Miike penuh symbolic imagery. Anggap aja gue mengerti.

- Three Extremes 2 (Peter Chan, Kim Jee-woon, Nonzee Nimibutr, 2002)


Harusnya ini duluan, tapi di US yang dirilis Three Extremes yang atas karena directors nya lebih prominent kan. Ini basi banget sih cerita pertama bikin mual, konsep basi dikemas sok artsy kayak film pendek buatan anak yang masih sekolah film gitu. Gak demen banget asli. Cerita kedua juga errr... Nah, cerita ketiga menarik banget. Just skip thru the first two, nonton yang ketiga aja. Jangan buang waktu... lah, jahat.

- Deadpool (Tim Miller, 2016)


Deadpool emang cerita superhero biasa sih dan penjahatnya juga gak seru, tapi Deadpool fun parah. Super meta. I had fun. Ryan Reynolds is a perfect cast. Marketing Deadpool juga bagus banget.

- A Copy of My Mind (Joko Anwar, 2015)


Sejujurnya... gue selama ini berpikir kalau Joko Anwar itu kayak Quentin Tarantino... ((sok keren)).. tapi setelah lihat A Copy of My Mind gue jatuh hati. ACOMM Jakarta banget. It's bleak, it's mundane, it's everyday life. ACOMM juga punya hati. Leadsnya asik aktingnya. Dan seperti film Joko lainnya, art productionnya cakep banget. I love it!

- The Piano Teacher (Michael Haneke, 2001)


Gue kaget loh film ini film tahun 2001, soalnya pas gue nonton rasanya ya relevan aja gitu sekarang. Gambarnya crisp dan clear, Isabelle Huppert aktingnya gue gak ngerti lagi bagusnya, dan ceritanya asli bikin lo duduk gak nyaman selama dua jam. Unsettling parah. Well, Haneke... gue sadar penuh sebelum nonton kalau gue bakal dibuat gak nyaman.

- Our Little Sister (Hirokazu Koreeda, 2015)


Film ini gentle sekali. Hangat, breezy, angin laut (?). The sisters distinctive semua kepribadiannya, aktingnya bagus semuanya, dan mereka cantik semua astaga. Bukan cantik yang, you know pretty girls, tapi mereka manis enak dilihat dan fresh gitu. Kalau sejauh ini gue nonton film Koreeda, mungkin Umimachi Diary ada di urutan ketiga setelah Kiseki dan Aruitemo Aruitemo. Daremo Shiranai, Like Father Like Son, Air Doll, dan Wonderful Life bagus semua tapi gak favorit sih. August Without Him dan Distance belum sempat ditonton habis rasanya berat nontonnya karena premisnya... depressing. Anyway, Umimachi Diary yang ternyata dari graphic novel, jalan ceritanya memang agak beda, gak kayak dari poin A ke poin B ke poin C lalu klimaks lalu ending. Alur ceritanya kayak vignettes gitu. Episodic. But I enjoyed it nonetheless. Gue rasa Koreeda itu modern day Ozu.

- - -

Film of the month nya : Umimachi Diary! Ya jelas lah, udah gue ngoceh panjang lebar. A Copy of My Mind mengekor di belakang. Semoga Joko Anwar bakalan rilis ACOMM jadi DVD limited atau apa soalnya denger-denger doi gamau, takut dibajak kali ya?

Comments

Popular Posts