Movie Journal - Sep 2015 (7)

- I Fine Thankyou Love You (Mez Tharatorn, 2014)


Gegara adek gue minta downloadin akhirnya ikutan nonton. Lumayan. Sunny gemes parah, dan leading woman nya juga menarik. Chemistry berdua oke. Andai film ini gak pake humor receh dan sound effect noraknya pasti lebih baik lagi. Oke lah. Btw si Sunny akan ada film baru dan kayaknya menarik, doi jadi graphic designer yang sakit dan cie cie-an sama dokternya gitu!

- Attack On Titans pt.1 (Shinji Higuchi, 2015)


Gue nonton ini download dari torrent, gue nonton cepet-cepetin doang. Gue gak tertarik. Kemudian gue terpaksa nonton lagi di bioskop karena rame-rame sama teman-teman. Gue terpaksa nonton film lebay dengan akting over the top norak dan berisik. Semuanya mau gue makan idup-idup. Well, kecuali Kiko Mizuhara karena dia... biasa aja. Seenggaknya gak bikin gue irritated kayak yang laen. Erennya pengen gue tonjok. Karakter yang megang apel sok keren misterius itu mau gue tonjok. Yang cewek dikuncir pakai goggles itu berisik banget anjing pingin gue tonjok. GUE GAK SUKA BANGET SAMA FILM INI TITIK. Tapi Titan yang mulutnya robek itu serem........ Gue gak akan dan gak cukup peduli untuk nonton bagian keduanya.

- Funny Games (Michael Haneke, 1997)


Gue nonton remake buat US nya duluan, entah sudah berapa kali. Gue gak ngerti juga kenapa gue kuat nonton film ini berkali-kali. But I gotta assist them, okay, this movie is an experience. It is really distressing, emotionally draining, jiwa raga. Ini baru horror. Mungkin saat lo nonton film setan lo tereak atau ketakutan pas setan nongol and then you can laugh about it bareng-bareng. But not to this movie. Ini baru horror beneran. Dan versi aslinya lebih impactful dibandingkan remake nya walaupun persis frame by frame. Cuma muka-muka Eropa totok di film ini rasanya bikin film ini lebih ngegampar dibandingin... you know, muka Naomi Watts... Queen of Remakes. Lol.

- Das Weisse Band (Michael Haneke, 2009)


The struggle is real, lol. Gue ketiduran dan harus nonton ulang film ini 3 kali. Akhirnya gue berhasil selesai, dua jam setengah film hitam putih yang tenang-tenang berbahaya ini. Sampai habis mungkin gak ada resolusi. Tapi rasanya lo tahu lah siapa yang melakukan tindakan-tindakan ngaco di desa ini, apalagi setelah baca penjelasan dari Haneke. Filmnya sinister gitu. Kids are scary.

- Paradise : Faith (Ulrich Seidl, 2012)


Gue selalu ngeri sama... you know... devout christian atau siapapun yang relijius dan fanatik sama agamanya. To have a faith is one thing, but to force it on other people?? Film ini sama bikin gak nyamannya kayak Paradise : Love, tapi minus pemandangan cerah dan pantai biru.. digantikan sama ruangan-ruangan dan kamera statis. Gue lebih suka Paradise : Love sih. Sampai ketemu di Paradise : Hope.

- Everest (Baltasar Kormakur, 2015)


Udah yah, ga pake deh naek-naek gunung. Gue di kamar aja internetan.
Abis film ini gue googling sana sini... jadi si Namba itu sedih banget ya matinya kesepian... huhu. Dan ternyata pas proses pembuatan film ini ada avalanche dan 16 orang meninggal. Dua kali lipat dari insiden di film ini korbannya. Bye.

- We Are Still Here (Ted Geoghegan, 2015)


Uuuu. Di rotten tomatoes critics reviews nya tinggi tapi audience rating dan imdb kok rendah banget. Tanya kenapa? Filmnya menyenangkan kok!! Gue menikmati tiap menitnya. Seperti biasa, gue ga ngerti kenapa orang bule demen banget ya beli rumah murah di tengah antah berantah. Masa lo gak curiga ih. Basement panas luar biasa dan cium bau asep mulu? GET THE FUCK OUT OF THERE.

Movie of the month nya... idk. Film bulan ini gak ada yang bikin gue sukacita gimana gitu. We Are Still Here menghibur sih, itu aja kali ya?

Comments

Popular Posts