"Life's like a bicycle, ..." sesuatu soal progress dan bergerak - kata Ardy tadi di balkon.

Thursday was fun.
Johnny Rockets for dinner with Agie, ditraktir.
Kita beneran makan sambil joged joged kecil,
musik di Johnny Rockets kemarin seru banget.
Went back and watched Rupaul's Drag Race.
Tidur sampai besok dan Agie berangkat ke kantor.
("that's retail for ya." kata dia biasanya)

Kemudian downhill dari situ.

Jumat, gue ke tempat Paul untuk nebeng ke Kineforum.
Naik taxi dapet supir goblok dan sok tahu. Gue literally ngotot ngototan sama dia soal jalan.
Masalahnya gue buta jalan, jadi kalo ketemu sama yang model begini nih ya wasalam.
Gue udah bilang ya kalo lo tau jalan ya ikutin elo, yang gue tahu ke Haji Muhi ya lewat belakang PIM atau belok di sebelah menara JNE. Dia ngotot kalo PIM itu mah disana Haji Muhi disini.
Nada gue udah tinggi tapi berusaha untuk sopan YA KAN TADI SAYA BILANG KALAU BAPAK TAHU YA UDAH, YANG SAYA TAHU YA LEWAT SITU - seriusan, manusia itu harus belajar untuk MENDENGAR deh jangan maunya NGEBACOT doang.
Anyway... gue sampai dengan gondok di tempat Paul dan kami berangkat ke Kineforum naik uber. *oke gue norak sama uber. Supirnya ramah dan nyetirnya enak. Banyak permen dan minuman. Nyaman. Sayang aja kudu bayar pake cc.*
Screening sekalian reuni ceritanya.
Ternyata sepi. Yang hadir sedikit.
Byu, Ardy dan Elbert pun sudah punya janji masing masing dan kayak gak sabar untuk cabut dari sana. Ngapain gue bela belain kemari, itu yang gue tanya berulang ulang dalam hati.
Habis Parts of the Heart ada film pendeknya Lucky Kuswandi, yang main ternyata mantan gue.
Si Nomor Empat. Jadi dia hadir dan setelah entah jutaan lamanya kita gak ketemu kita basa basi awkward. (Terakhir ketemu kalau gak salah itu... jaman awal kuliah. Doi main ke rumah di Kartini dan kita gasrak gusruk sampai bibir dia berdarah kepentok gigi. Astaga...)
"Oh sudah gak di Kartini?" Ciee inget.
Ya, lalu... henpon gue sesorean gak ada sinyal.
Saat gue mau telepon Agie, si operator bilang pulsa gue gak mencukupi.
Pulsa seratus ribu yang gue isi Kamis siang sisa 0 perak...
Gue pikir paket gue belum habis jadi gue belum mau registrasi ulang.
Kuota gue udah habis juga ternyata. Disedot habislah pulsa gue. Bajingan.
Dan argo taxi pulang 130.000. As usual.

Highlight of the day : ketemu Gohan, Ica, Monji, Byu dan Ardy. It's been ages. Seeing Monji with binky as a necklace... priceless. Ica Bego sudah jadi mama... Bulu tangan gue dikemut kemut baby Gohan. Bulu kaki gue ditarik tarik gemes. Gue ingat pertama kali Monji dan Ica sampai di Jakarta dan kenalan. Monji masih pendiam dan jutek, baru keluar resenya pas main Uno. Ica yang muncul beberapa bulan setelahnya, dengan rambut panjang sepantat. Dia demen banget sama Stev hehehe. Mereka segelintir orang yang manggil gue dengan panggilan "Rakun". Sekarang mereka punya baby. Foto foto pakai topi Monji dan anaknya jadi props. Reba juga hadir walaupun tak enak badan. Us girls, we need to stick together, yes? :')


Gue harus ke Jakarta lagi hari ini.
Cuma karena gue gak ada tempat bermalam semalam, jadilah gue pulang.
Agie mau berangkat ke Bandung pagi tadi - harusnya. Cuma batal.
Bangun tidur Ica Cebol telepon (ya, beda sama Ica Bego).
She told me that she might move to Surabaya.
My best friend... uhm. Saat itu juga gue langsung lemes, kayak 8 tahun lalu saat Chacink bilang mau pindah ke Melbourne. Kita belum pernah ketemu lagi semenjak itu. Walaupun dia gak absen kirimi gue hadiah dari sana setiap tahun. :'(
Mungkin gue memang lagi capek karena kemarin, mood gue jelek, dan... gue baru bangun tidur.
Gue cuma diam sampai dia ngomong "Kok kamu diam aja sih." dan gue cuma balas dengan "Ca aku mau berak."
Habis itu gue nangis. Hmmm... It's been a while.
Saat gue bangun tidur memang saat dimana mood gue lagi aneh anehnya.
Betapa seringnya dulu gue berantem sama nyokap saat pagi pagi sebelom berangkat kuliah.

Agie told me last night on the phone, that it is okay to say no. Be selfish for a change.
Masalahnya... Sulit. Kali ini. Gue harus ke Jakarta dan ketemu temen temen.
Dan gue berangkat dengan enggan tadi.
Naik kereta.
Gue gak paham sih, antre gitu aja masa gak bisa.
Loket ada dua. Dibagi dua baris rapi? Susah?
Lo ngewe aja bisa masa baris ga bisa.
Gue lupa stasiun Permata Hijau apa.
"Ya nama stasiunnya apa?" tanya penjaga loket dengan muka lebih bikin mual daripada tai berceceran di toilet umum. "Uhm Permata Hijau?"
"Ya nama stasiunnya apa??" Gue lupa anjing.
"Aduh saya lupa. Gak bisa dibantu?"
"Saya mana tahu stasiunnya apa." Lo jualan tiket kereta gitu...
Terus gue diem...
Gue pernah dua kali bolak balik permata hijau waktu mau interview untuk Brown Tree.
Tapi. Gue. Lupa. Seingat gue memang gak jauh.
"Ehm, tiga stasiun setelah Rawa Buntu?" Gue tembak asal.
"Pondok Ranji atau Jurangmangu?"
"Pondok Ranji."
Dan gue salah.
Jadilah gue keluar masuk stasiun lagi.

Sampai di Kebayoran. *INGETIN CAV INGETIN*
Gue naik bajaj yang buka harga kayak ngerampok.
Stasiun Kebayoran ke Belezza tuh deket banget dia minta 30 rebu?
Mending gue naek taxi ngepet. Gue tawar sampe 20 rebu. Tetep mahal ya? Gue emang cina murtad.
Sampai di Belezza. Temu Ardy (ardy yang berbeda dari hari sebelumnya), Chacha, Pemi, dan temannya Pemi. Karena gue gak ikut beberapa pertemuan sebelumnya jadi ada beberapa inside jokes yang gue cuma hahahehe gak paham. It was alright. Chacha mau berangkat ke... bahkan gue gatau dia mau ke Eropa belahan mana besok. *facepalm*
"Aku merasa karyaku lebih bagus saat aku di Antwerp." Iya Cha, kota ini emang menyedot semua energi dan nyisain sedikit persen untuk numpahin ide kreatif. Kita pesan Hokben untuk makan malam. *sigh*

Tapi gue senang bisa temu Ardy dan catch up cukup banyak. Mainly di balkon saat berdua aja. Dia unjukin gue ini. Whatever this is, pokoknya keren and I'm a proud friend. Rasanya mau gue peluk dan dia pasti kayak "Ih apaan deh." dengan muka nyolot.


Pulang dengan taxi, pas lewat Slipi dan di depan tol 7ribu super pendek gak guna itu supirnya nanya mau masuk apa enggak - gue bilang gamau, lewat bawah aja.
Dan dengan pintarnya dia bawa gue mau lewat jalan biasa, lewat entah kebon jeruk atau apa.
Dia naik jembatan instead of belok masuk ke tol Kebon Jeruk pas di depan Taman Anggrek.
Kemudian setelah gue protes dia bawa gue putar putar Kebon Jeruk karena dia clueless ke arah RCTI bagaimana... Setelah lolos... dia nanya lagi di tengah jalan "Masuk ke tol Lingkar Luar?"
... Akhirnya gue unjukin jalan sampai rumah dengan argo 160.000.
Dia gak enak banget kayaknya dan minta maaf berkali kali.
Bisa gak sih stop minta maaf dan biarkan gue marah sama lo.
Kan gue jadinya gak sanggup buat judes. Sialan.
"Sekali lagi maaf ya pak." Oh dia udah ngeh gue lelaki.
Tadi dia sempet manggil gue 'Ibu', berkali kali.
"Ya gak apa mas, berikutnya jadi tahu."
Dan gue jalan masuk rumah dengan gontai.
Masalahnya gue lagi gak ada privilege untuk... ongkos segitu... gue...
Oke gue bokek parah. Dan uang gue habis 70% untuk ongkos pulang malam Jakarta-Serpong.
Jadi kalau hari gue di Jakarta gak penting dan gak berarti, plis banget gue berhak kesel.
Mending gue diem di rumah. Intinya Jumat Sabtu ini tai.
And I feel like punching someone right now.
I am this close from breaking out.
Gue harap besok baik baik aja.

Highlight of the day : Ardy... dan paket gue yang BARUUUU aja sampai. Jam 12 malam loh?

Comments

Popular Posts