Here comes chapter 12 of 2k14 *ala anak jaman sekarang*
Sudah sebulan ya.
Apa yang terjadi sebulanan ini...
Ehm. Oh. Ke Bandung.
Gw ke Bandung, bertemu Tada, Ais Paramastya, Ais Roxas, Restya, Samri, dan Zara.
Tiga hari yang menyenangkan. Kami buat film pendek seru seruan.
Tidur tumpuk tumpuk peluk sana peluk sini dan nonstop disodorin selangkangannya Ais Roxas.
He's such a cutie. Brewok berbulu dada. Dingin dingin cool. Straight dan punya pacar - penting.
Dan semuanya tahu kalau gw demen lihat Ais Roxas dan memaksa gw untuk sentuh. Sentuh apaa.
Masa gw bilang 'permisi' gitu sebelum megang. Orang orang gila. Tapi pantatnya bulat dan bulge nya... *nelen ludah*
DAN OH MABUK.
Kapan terakhir gw mabuk? Ulang tahun ke 21 sepertinya.
Sudah lama gak selepas itu hehe. Bodoh bodohan.
The smell of youth. Ah...
Sumpah demi apapun gw sudah lama gak dikelilingi dengan atmosfir seperti ini.
btw ini Ais Roxas,
lalu ya, mereka memutuskan untuk beli minuman murah dengan wangi kayak acetone.
and these happened.
Semuanyaaa, terutama Samri dan Zara maaf aku merepotkan. Huhu.
Gw sadar apa yang terjadi, rasanya cuma sulit untuk fokus dan buka mata. *_*
Kemudian besoknya kembali serius dan...
Seselesainya gw segera kembali ke Jakarta untuk beristirahat sebelum gw pergi ke Semarang bertemu Irfan. Jalan jalaaan! Fun fun fun Irfun.
Dirumah Irfan ada tokek yang aktif banget, katanya tokek kalau bunyi 7x bisa make a wish ya, haha, tolol sih tp seru seruan aja, plus gw gak pernah ketemu tokek yang bunyi lebih dari 6x, tapi tokek ini bunyi melulu 7x dan semoga wishes nya terkabul amin. Well, wishes nya kayak semoga semuanya baik baik saja kemudian mau uang yang banyak dan kemudian semoga semuanya baik baik saja lagi lalu uang dan ya ngertilah. Dan gw akhirnya disamperi kucing!!! Biasa kalau gw samperi pasti kucing lari, tapi kali ini kucingnya mendadak duduk di sebelah gw, bengong sejenak, lalu naik ke paha dan dengan seenaknya numpang tidur. Haaaaa. Gemes. Ternyata Semarang atas cantik yaa. Tempat orang pacaran banget. *sigh*
Ngomong ngomong gw dan Irfan kepikiran untuk bereksperimen dengan es krim dan jualan di sekitar Undip. We'll get back to that later, karena sekarang belum ada kabar apa apa. Semoga lancar.
Dan sekarang... hari ini. Bokap akhirnya telepon.
Kemarin dia pergi ke ulang tahun temennya Babeh dan ketemu Mami dan Babeh juga ternyata.
Lalu dia nanya soal ngapain gw mau ke Semarang lagi.
Kok dia tahu...
"Kemarin Papi tanya sama Mami, kamu gimana kabarnya, dan Mami bilang, 'Aduh gatau gue pusing sama tuh anak. Gak jelas. Mana dia mau ke Semarang lahh... Kerja menetap gak mau...' makanya Papi tahu kamu mau pergi, emang kamu mau ngapain hah?"
Bohong... gw bilang bohong... karena bokap gw drama.
Dia bilang serius nyokap ngomong begitu.
Dan gw mendidih.
"Ngomong tuh langsung sama orangnya, jangan ngomong sama orang lain melulu." dan gw ngamuk.
Gw menyebutkan hal hal seperti gak ada yang mengerti gw di rumah. Bahkan saat gw sudah menjelaskan apa yang gw mau karena mereka cuma iya tanpa benar benar mendengarkan.
Gw bilang bagaimana gw udah malas menjelaskan ini itu karena mereka gak pernah mengerti.
Gw bilang bagaimana rasanya gw mau kabur ke ujung dunia.
Gw ngomel panjang lebar.
Dan gw kaget karena bokap gw mengerti.....
Dan dia mendengarkan.
Dan bagaimana dia bilang pergi sana urusan menang kalah dan gagal atau berhasil itu urusan belakang. etc etc.
Now that, my friend, is a closure.
"Kamu jiwanya seni sih, makanya kayak orang gila."
Sialan.
"Kabur sana, lihat dunia, mumpung masih muda. Mereka kan cuma kuatir. Papi juga kuatir kamu tiba tiba mau pergi pergi sendirian. Naik kereta ekonomi. Biarpun umur udah 25 ya orangtua pasti kuatir."
"Emang kamu ke Semarang mau ngapain? Jalan jalan? Mau menetap disana?" drama kan. berlebihan.
Gw malas ngomong soal eskrim karena emang belum jelas kan. Terakhir kali soal mau jadi aktor, semua heboh, liat gw sekarang, udah jadi aktor belom? MAKANYA GW MALES NGOMONG BANYAK BANYAK, ANJING LAH.
Can I just, do this, in my own way.
Just, be supportive. Be my backbones.
Back off.
*sigh*
Belum lagi Rizky masuk kamar gw siang siang. Duduk di meja dan diam.
Gw benci banget saat dia melakukan hal ini. Minta ditanya banget. Ugh.
"Mau ngomong apa buruan, gak usah ganggu di sudut mata."
"Kurasa aku butuh ke psikiater."
Uhm yes, I have a question.
what.
the.
fuck.
"Aku ngerasa ada yang aneh dalam diri aku. Mood aku turun naik. Aduh gatau, aneh banget pokoknya. Mama juga bilang aku mungkin harus ke psikiater."
Dan gw juga benci saat dia memberikan satu pertanyaan dan diikuti dengan validasi dari orang lain yang bahkan gak valid sama sekali. Emak lo tahu apa, tinggal sama lo 24/7 juga enggak.
Dan gw lihat dia, setiap hari, bukan moodswing, itu mah dia tukang ngambek, dan gak ada hobby selain film korea nyanyi nyanyi dan ngaca, jenuh kuliah, dan gak ada laki galau galau gak jelas. Berasa hidupnya paling sengsara. Sejak dia kecil. No kidding. Dia sinetron banget.
Pubernya telat ya, seakan akan dia gak pernah sekalipun, reflecting on her life, dan baru kali ini dia diem sejenak dan baru sadar kalau hidupnya... begitu. Mungkin? Entahlah. Gw gak pernah tahu apa dia pernah berpikir sedalam itu. Gw ngomong apapun aja selalu ada delay sekian detik sampai dia paham maksud gw. Like, you got to talk to her in a literal way possible.
Gw bahkan bingung mesti respon apa dan... kayak, gw mesti mulai dari mana????
Gw cuma melengos sambil bilang, psikiater pake duit gak? "pake duit aku."
Duit lo banyak? Sekali datang langsung beres dan lo didiagnosa, "anda gila."?
Dia pikir psikiater kayak pengakuan dosa.
Kemudian dua jam kemudian, "Ko, aku pergi ke gereja dulu ya."
Gw harap dia diberikan petunjuk.
God knows we need it.
Eh, she, she needs it.
...
Comments
Post a Comment