Hmph.

Ori kemarin bilang saat kita makan malam,
katanya dia pikir saat kami belum pernah bertemu,
gw itu hipster banget.

Gw dengan muka tersinggung sambil nelen ocha dingin,
bingung mau keluarin kalimat di kepala yang mana dulu.
Jadilah, "Tapi ternyata???" yang duluan gw lontarkan.

"Ternyata biasa saja."

Okay, memang begitu adanya.
Itu yang mau gw dengar.
Gw memang biasa aja.

Tapi kenapa gw dibilang hipster?
Katanya kalau dilihat dari instagram... hal hal yang gw suka... sangat spesifik?
Kurang lebih begitu yang dia bilang.
Spesifik itu hal yang jelek kah?
Kemudian dia menambahkan soal penampilan dan gaya berpakaian.
Gw pikir gw cukup kasual...
Kalau ternyata kelihatannya begitu, berarti...
"Mungkin branding nya aja..." dia bilang sambil angguk angguk kepala botaknya.
"Berarti branding nya salah dong!"
Gw kekiiii.

Mungkin maksud dia spesifik itu... obscure? Apasih.
Tapi tunggu... sebenernya hipster tuh apaan deh?
Kenapa jg gw kesel dibilang hipster.
Tapi memang hipster itu konotasinya jadi gak enak entah sejak kapan, mungkin sejak awal kata itu diciptakan. Yang gw tahu, sesuai pemahaman gw, hipster itu ditujukan untuk orang orang yang sangat bangga dengan ke-obscure-annya, hal hal yang dia suka, beda dari yang lain, I'm cooler than all of y'all basic bitches. Biasanya anak dunia kreatif - biasanya desain grafis. Dan yang paling mengukuhkan seorang hipster di mata gw adalah SNOB nya itu. Music snob movie snob art snob. Duh. Mungkin definisi gw salah. Doesn't matter, pokoknya gw bete dibilang hipster.
Gw rasa gw mendengarkan semua, menonton semua, menikmati semua, yang mainstream, yang obsc... urggghh mulai muak ngetiknya.
Kalau soal berpakaian... gw rasa gw pakai apa yang cocok dengan kepribadian gw. Like, literally you could see a shred of my soul on each of my clothing. Makanya gw susah untuk belanja pakaian - apalagi sepatu. Gw jangan dibilang hispter dong, kayak, ya maaf gw terbuka akan segala hal, yang sah sah aja sampai yang aneh, maaf aja kalau interests gw macam macam.
Lah sekarang yang ceritanya Mainstream lihat atau dengar yang aneh dikit pasti komentar IH APAAN NIH ANEH. Giliran yang ceritanya Hipster lihat atau dengar yang 'mudah' diterima mata dan kuping pasti komentar IH APAAN NIH BASI MEDIOCRE SAMPAH. Jangan gitu atuh kenapa enggak coba untuk terbuka akan keduanya. Biar versatile gitoh. Bisa gantian. Eh bukan, maksudnya... fleksibel.

Anywaaaaaay -

Malamnya Ori nanya sama gw jadi hipster atau art snob itu sebenernya seperti apa sih - yang kemudian membuat gw sedikit lebih lega - karena dia gak paham betul apa yang dia ucapkan tadi.
(btw gw diam aja saat dia nanya soal ini karena gw beneran males menjelaskan, mungkin dia bingung karena salah gw juga iseng ngatain dia hipster karena doyannya nongkrong ke art gallery - ya abis hahaha - giliran gw ledekin begitu dia kayak membela diri eh-sorry-gw-dah-suka-ini-atau-itu-sejak-<> nah kan... gimana gw gak mau ledekin hispter)
Macam dia tetiba ngatain gw retard atau cunt tanpa alasan yang jelas. Kayak, apaan sih tiba tiba ngatain gw begitu. Kayak ngomong seenak udel aja dan gw bisa lihat dia gak mudeng maksudnya apa, kelihatan dari cara penyampaiannya. Ori odong.

Seenggaknyaaaaa dia bisa lihat kalau gw itu biasa saja. Itu kan poinnya.

Seenggaknya juga, dia bisa bilang kalau gw dewasa, hanya kulit luarnya saja yang seperti bocah.
Sejauh ini, gw cuma bisa mengingat tiga orang yang bilang begitu soal gw : Tyo, Irfan, dan Ori.
Sepertinya mereka benar benar menyempatkan diri untuk melihat gw seada adanya, gak sebatas... ya. Apa yang ada di depan mata. Jadi... terima kasihhhh. Gw beneran terharu. *_*

DAN TERAKHIR POKOKNYA,

GW.
BUKAN.
HIPSTER.

*gebrak meja*

Comments

Popular Posts