Ongoing.

Gw bisa lepas dari handphone, lupa sama sekali, ngobrol panjang tanpa henti, ya ada berhentinya sih, cuma kita kayak gak pernah habis bahan omongan.
Gw bisa jadi diri gw sendiri apa adanya, gw gak perlu malu kalau gw ngupil atau kentut sembarangan, gw gak perlu dikasih muka jijik sambil ngomong "ihh..." atau semacamnya.
Gw bisa cerita fantasi dan isi kepala gw paling liar dan menjijikan sekalipun tanpa judgement, gak pake dibilang "jijik" beserta, sekali lagi, muka yang kayak geli begitu.
Gw bisa jadi diri gw sendiri, apa adanya, gw seutuhnya, gak pakai topeng gak pakai tembok.
Gw dan gw aja. Dia dan dia aja.
Jadi rasa nyaman disini itu... benar benar nyaman.

Sekarang mau cari orang yang bisa begitu lagi dimana?

Gw mengutuk segala hal yang bisa gw kutuk karena dia begitu sempurna.
ARGHHH. Oke bukan sempurna wowza berkilauan dan nilai 100, tapi sempurna buat gw kayak, gw gak minta apa apa lagi yang lebih, karena ini sudah cukup.
Pas.
Klik.
Dari momen gw pertama kali kenal.
I just knew it.
Klik, nyaring.

Dan gw gak pernah ketemu sama orang yang rasanya... klik.
Enggak sebelumnya, dan enggak pernah lagi sejauh ini.

Tepat hari ini, gw udah putus... astaga 4 bulan.
Dan  sumpah gw gak mengerti posisi gw dimana.
Kayak cuma bergeser sedikit dari posisi terakhir.
Dada gw masih pedih gak jelas.
Rasanya gw kayak hantu gentayangan,
seperti masih ada yang belum selesai.

Kemarin dia ulang tahun, dan datang ke rumah.
Oh well...
Perkataan macam "Gapapa nih aku ganti celana disini?" itu kayak tonjokan di perut gw.
Dia bener bener sudah narik garis batas... apalah.
Gw cuma bisa senyum pahit sambil bilang dengan lemes yang disamarkan,
"Apasih, kayak baru kenal aja..."
Maybe I, too, need to set more boundaries.
Lebih banyak, lebih signifikan.
Tapi sebagian besar dari diri gw ngeyel belum mau.

Apa dia akan ketemu orang baru, dimana dia bisa merasa nyaman kayak gw.
Atau malah bisa jadi dia gak merasa nyaman yang sama dengan yg gw rasakan.
Sebagian besar dari gw berharap dia gak akan ketemu orang yang bisa terima dia apa adanya,
tapi sayangnya gw lebih milih untuk ikutan perasaan porsi yang lebih kecil, padahal mungkin akan lebih baik fokus ke hal hal yang jelek.
I really need to bash someone's face.
Kayak vampire master di The Strain yang kemarin gw tonton... gebukin kepala orang sampai gopyak dengan entengnya. Atau OBERYN... hati gw pedih setiap ingat Oberyn...

Not that I'm looking...
Again, I don't need romance.
But some new things for me to focus on would be swell.

Damn you, Stev.

Comments

Popular Posts