Bapak Dicky Van Spall.



Jadi, kabar meninggalnya Pak Dicky baru gw baca (sekarang kan orang berceloteh nya di Twitter ya) semalam dan gw gak percaya. Pak Dicky bawel banget di facebook dan entahlah,
Pak Dicky ribet aja dan isengin orang kesana kemari dan tahu bahwa dia meninggal karena sakit jantung saat di atas kereta... gw gak tahu harus gimana.
Gw butuh beberapa saat untuk menyerap semua info yang gw baca, semua ucapan turut berduka di halaman facebook nya, gw diam gw kaget dan gw... sedih.

Gw gak pernah peduli soal guru.
But this person is... different.
Bukan karena gw dekat atau apa,
tapi tetep aja, lo gak mau kan orang orang yang lo kenal meninggal kan.

Gw masih inget Pak Dicky coret coret invoice, diktein catetan administrasi airlines. Jualan jus di kelas. Ngomongin guru lain. Kejar kejar gw karena gw gak pakai ban pinggang. Sirem kepala entah siapa karena pakai gel rambut lebay. Manggil Eveline si Sanggul yang nutupin Bembem di belakangnya karena rambut megar nya. Ucapin gw selamat ulang tahun setiap gw ulang tahun di facebook. Maksud gw, orang ini peduli. Gw cuma bekas muridnya 5 tahun yang lalu.

Dan gw ingat pembicaraan kami melalui message facebook soal gay dan bagaimana dia punya banyak teman gay dan sangat senang menghabiskan waktu bersama mereka karena mereka seru, bebas, dan lainnya tapi gw gak menemukannya. Gw cuma berhasil menemukan secuil pembicaraan di atas.

Oh well... It's just so sudden. Too sudden. Rasanya baru beberapa hari yang lalu dia ngoceh soal bagaimana dia bersyukur dia berhenti merokok. Di atas kereta... bagaimana kalau dia sendirian. gw ingat rumahnya di Bogor... jangan jangan dia lagi di perjalanan pulang atau berangkat ke sekolah... ya tuhan.

Rest in peace Pak Dicky.

Semoga doa saya, atau tulisan saya di blog ini bisa sampai ke bapak.

:')

Comments

Popular Posts