Serviam once again.

Hari ini gw menghadiri sebuah misa di sekolah gw dulu.

Ahh... Hampir 3 tahun nggak kesana.

Sesampainya, ada si satpam itu yang gw gak pernah tahu namanya.

Dia senyum dan bertanya, "Misa? Silahkan naik lewat sini."

Rasanya ada sensasi aneh yang mau meledak dari dada.

Kangen!

Tapi tunggu, gw kebelet eek.

Yak, gw pun eek di wc yang itu, yang itu!

Kangen!

Masuk-masuk di auditorium,

koor berkumandang,

bangku-bangku penuh.

Seorang gadis berseragam hijau batik hari Rabu menghampiri,

"Kursi nya penuh, tapi ada di paling depan."

Jadilah gw duduk di kursi paling depan.

Ehm...

Sambil lalu gw melihat wajah-wajah familiar.

Bahkan gw melihat si guru A yang ternyata B dan pacaran sama si murid C

yang sama-sama D dan punya anak E yang ngomong-ngomong pacaran juga sama C.

Nah loh. Skandal, tapi...

kangen!

Ok, fokus.

Sudah bilang belum sih misa ini dalam rangka apa?

Maksud gw, gw gak sama sekali religius,

tanya kapan terakhir gw ke gereja dan gw akan menjawab 1 tahun lalu.

Yap, 1 tahun lalu.

Aneh dong kalau sekarang tiba-tiba ditanya, "Cavin mau kemanaaa?"

Terus gw senyum suci dengan mata memancarkan cahaya surga,

"Aku mau misa!"

Ahem.

Hahh. Jadi...

Ibu Grace Tatipikalawan,

guru Bahasa Indonesia,

dan mantan wali kelas kami dulu,

meninggal seminggu yang lalu.

Jadi ini adalah peringatan 7hari meninggalnya beliau.

(beliau atau Beliau? - terserah)

Beliau sudah mengidap kanker rahim cukup lama.

Setelah sel kanker dinyatakan bersih, dua tahun kemudian

sel-sel iblis itu datang lagi dan lebih ganas dari sebelumnya.

Jadilah Ibu Grace kemo lagi habis-habisan sampai akhirnya sudah gak kuat

dan mengharuskan usus besarnya dipotong dan terpaksa menggunakan kantong

untuk menampung ehmm ehmm nya.

Hmmm. She's so young, 41 yo.

Tapi dia kuat banget, seriusan,

kuat yang... kuat... gw gak ngerti deh.

Her husband gave up on her and left her,

berpaling kepada pelukan wanita lain.

Keluarganya, semua bergantung sama dia.

Hingga saat saat terakhir pun,

yang merawat Ibu Grace hingga membiayai pemakamannya

adalah seseorang asing, bukan famili apalagi si suami.

(seperti kata Pak Tanto 'tangan-tangan Tuhan berkarya' atau semacamnya gw gak ingat pasti)

Saat homili, diputarlah video-video serta slide show foto-foto,

salam dan ucapan semangat dari para murid-murid,

foto-foto acara perpisahan Ibu Grace saat Ibu Grace mengundurkan diri,

video ucapan terima kasih dari Ibu Grace yang - membuat dada gw ngilu-ngilu

gak tahan kepingin nangis tapi harus tetep stay cool karena gw duduk paling depan dan banyak junior (tetep yah vin tetep yah! Heran!)

Gw mendengar isak sedu sedan megap megap sedot ingus dari kiri kanan dan belakang.

Ibu Grace,

galak dan rese.

Yep, begitu pandangan dan opini kami semua dulu.

Dan kalau dipikir-pikir sampai sekarang pun, memang dulu Ibu Grace rese banget loh.

Tapi gak berarti Ibu Grace cuma ngeselin tanpa punya sisi positif...

Beliau tegas... dan perhatian.

He-eh, perhatian.

Yah apalah, kami dulu si murid-murid bengal dan bodoh.

Untuk kenangan pribadi antara gw dan beliau...

Hmmm... gw cuma terpikir satu hal sih.

Dimana dia (sambil pegang rapor gw) bilang dengan mata smizing :

"Cavin, kalau semester dua nilaimu seperti ini, kamu gak naik kelas loh."

Gw cuma nyengir-nyengir sambil melirik ke nyokap yang raut wajahnya bilang

tuh-dengerin-tuh seraya menjawab apalagi kalau bukan "Iya Bu." terus cengengesan kaya anak tolol.

Berbekas sekali.

Bisa dibilang Ibu sudah menjadi sepotong bagian dari hidup saya,

atau segores warna di kanvas hidup saya (keren bangetttt).

Saya sangat menghargai dan mengagumi dedikasi Ibu terhadap anak-anak dan edukasi,

terutama ketegaran Ibu dalam menghadapi semuanya,

bahkan lebih kuat dari Evelyn Salt yang dijadikan buron Amerika dan lompat-lompat dari satu truk ke truk yang lain. :(

Oh Bu,

usaha Ibu gak sia-sia loh,

saya rasa, saya sudah menggunakan bahasa Indonesia dengan cukup baik.

Hehehe.

Bahkan di hari ini, Ibu telah mempertemukan kami,

para alumni, dan membuat saya dibanjiri rasa nostalgia.

Seperti panggung auditorium yang sekarang bagus banget,

mengingatkan saya akan Culture Day kelas 2, dimana saya dan Christian

harus lari-lari pakai wedges dan heels waktu drama jadi Paris Hilton dan Nicole Richie

diatas kayu reyot dan diketawain para orang tua murid (oh man!). FOKUS.

Ibu Grace...

Untuk menutup post ini,

saya cuma mau bilang,

saya pikir ini yang terbaik untuk Ibu.

Ibu dah gak perlu sakit lagi,

gak perlu menderita 23 jam sehari dan seorang diri,

dan saya yakin Ibu pasti sudah ada di tempat yang damai.

Saya yakin!!!

Well,

selamat jalan Ibu Grace! :')

...

...

...

...

...

p.s :

saya mau minta maaf juga Bu,

dulu saya mengimitasikan gestur Ibu saat mengajar

dan menyebut Ibu ondel-ondel.

saya sungguh-sungguh menyesal. :(