Rp 3.500,- sampai kampus.

Gue naik angkot hampir 5 hari dalam seminggu.

Gue naik angkot hampir 3 tahun.

Gue menemui banyak hal di angkot.

The people.

And their habit.

Dimulai dari ngantuknya bangun pagi,

mandi sambil merem,

makan sambil bengong,

dan menghela nafas , "Kuliah lagi..."

terus naik ojek 20 menit lamanya,

berdampingan sama motor, mobil, truk, sampai bus,

gue gak bisa tuh merem-merem lagi, unless,

gue mau jatoh dan digiling roda bus dan truk.

Jadi, di angkotlah, tempat gue memejamkan mata.

Mereka bilang angkot bahaya,

tapi syukurlah selama ini gue gak pernah ngalamin hal-hal apes.

Saking nyamannya tidur di angkot,

kejeduk kepala orang di sebelah,

kejeduk jendela,

atau tetap ketiduran sampai pemberhentian terakhir,

lalu dibangunin sama mas supir,

duit jatuh, panik, terus dibayarin orang tak dikenal juga pernah.

Yang gue lakukan saat gak ngantuk adalah,

mendengarkan iPod sambil meresapi angin yang menerpa,

rambut berkibar bikin lebih dramatis (haha)

duduk berdempetan,

mata-mata saling melirik,

serasa video clip deh,

apalagi kalau didukung lagu yang tepat.

hmmm.

Anyway,

banyak juga hal yang menyebalkan di angkot.

Pasti semua tau kan kalo angkot itu doyan banget sama yang namanya nge-tem atau bagaimanalah tulisannya. Artinya, si angkot ngotot nunggu penumpang penuh atau nyaris penuh, gak peduli walaupun lagi di tengah jalan (di klaksonin orang-orang), walaupun gue lagi panik karena telat, walaupun ada orang mental ketabrak disebelah, pokoknya sebelum penuh gamau jalan. Bikin geram. Apalagi kalau lagi terik dan panas. Kebayang deh emosinya.

Gue gak suka tuh, naik angkot yang ada speaker raksasa di bagian belakang, karena momen gue hancur lebur. Lagu dari iPod gue kalah telak, terlebih lagi, lagu yang dipasang sama Si Mas Supir itu aneh-aneh, bukan Bjork loh.

Dari lagu-lagu band-band masa kini yang lagi ngetren (itu loh, yang rambut-rambutnya kebanyakan gel atau memang sudah lepek dari sananya), tembang-tembang lawas serasa gue terlempar ke zaman Vespa dan celana cutbrai diseret-seret, lagu daerah dengan bahasa yang gue gak tau (it's like a long-depressing-chant-alike), sampai dangdut (gak perlu komen kan?).

Tapi pernah juga loh, gue naik satu angkot (dengan speaker) dan lagu yang diputar itu gue berani jamin, pasti CD MP3 R'n'B yang isi lagunya super banyak tapi diulang-ulang yang banyak dijual di tempat CD DVD bajakan.

Ada Milkshake nya Kelis sampai lagunya Nicole P.C.D yang mana tuh judulnya.

Well, itu satu-satunya, dan gak pernah lagi tuh.

Mungkin Si Mas Supir belajar jadi DJ di club R'n'B. haha.

Penumpang juga suka bawa-bawaan aneh loh.

Gue pernah kegebok laptop orang yang mau turun.

Hampir kecolok gagang sapu orang yang mau turun.

Tertampar rambut Emeron orang yang mau turun.

Keinjek sama bapak-bapak bawa oven atau apalah itu.

(atau dipegang-pegang pahanya sama orang yang mau turun,

niatnya bertumpu, atau sengaja? hahahaha)

Jalur yang gue lewati menuju kampus itu lewat pasar, jadi kadang-kadang ibu-ibu atau mbak-mbak suka naik dengan bawaan aneka aroma. Kadang bau sayuran, bau daging, bau pasar loh pokoknya. I don't mind really, sampai beberapa hari lalu, ada mbak-mbak naik dan duduk disebelah gue dengan... satu KANTONG BESAR isi BAWANG MERAH yang sudah dikupas kupas dicacah atau diapain itu gue gaktau dan satu lagi KANTONG BESAR isi BAWANG PUTIH yang sudah dikupas kupas dicacah atau diapain itu gue gakmautau!

Gak bohong, gue nyaris muntah, gue megap-megap cari udara, sampai keleyengan. Terkutuk.

Dan jangan lupakan itu, bau-bauan lain seperti bau cuka dari arah ketiak, bau apek baju gak kering, atau bau... yah. Aneka aroma dari tubuh lah.

Orang-orang juga cenderung ngeliatin orang 'baru' dari atas ke bawah. Aneh ya, gue sering banget merhatiin orang yang lagi merhatiin orang yang baru naik. Kadang, ralat, kebanyakan, dengan mata gak santai, pingin gue colok.

Gue juga suka jadi korban, biasa sih mereka liatin kuku gue yang berwarna, duh, it's black, and it's red, it's 2009.

Atau dada gue yang (ehem) sedikit berbulu.

Dan juga tangan gue yang hmmm sedikir berbulu.

That's why, gue gamau tuh pakai celana pendek naik angkot. HA!

Orang-orang juga punya kecenderungan untuk duduk di pinggir banget deket pintu, di depan pintu, di samping pintu, dan gamau minggir kasih tempat duduk untuk orang yang baru naik, biarin aja tuh, orang yang baru naik nungging-nungging jalan sampai ke belakang, sampai kadang ada orang yang hampir ciuman sama kaki-kaki penumpang karena belum sempat duduk tapi angkot sudah jalan. Egois.

Kadang ada penumpang yang banyak cerita.

Penumpang ngegosipin teman kantor mereka yang begini dan begitu,

curhat masalah cowok (ini nih, cewe-cewe abg cekikikan dalam jumlah besar), atau orang ngomong sama siapa tau lewat HP dengan suara kaya dia mau ngomong sama satu angkot. Heran.

Paling gak nyaman sih kalau ada dua orang naik bersamaan, tapi duduk terpisah dengan gue diantaranya. Duh, mereka ngobrol asik gitu ya, dan gue ditengahnya, enak gak sih, bahkan mereka suka oper-operan benda, entah handphone, duit receh, sampai makanan. Serasa gue invisible.

Merek juga seneng banget tuh buang sampah di dalam angkot. Entah tissue, bungkus makanan, botol kosong (kalo ada yang injek terus ngegelinding gimana? orangnya loh, bukan botolnya), bungkusan sampah yang mungkin udah spesial disiapin untuk dibuang di angkot (?) atau kalau perlu peperin upil ke bawah jok. Duh orang-orang ini...

Tapi diantara semua, yang paling gue benci adalah orang merokok.

Maksud gue, gue gak masalah kok sama orang yang merokok, tapi ini di dalam angkot loh, sempit sumpek dan banyak orang yang mungkin gak tahan sama asap rokok. Heran, sempet gitu yah, buka jendela, duduk santai sambil hembusin asap dengan gaya paling asik sedunia, tolol, buka jendela gak berarti asapnya keluar, tapi malah terbang bebas di dalam. Apalagi kalau orangnya disebelah gueee, kayak kemarin, turun-turun baju gue bau rokok. Untung orangnya turun di tengah jalan, dengan sweater kebesaran, celana SMA di skinny in sampai kaya changcuters, rambut panjang tajem tajem yang dikesampingin, dari sisi kiri ke sisi yang kanan. Pingin gue bantuin turun rasanya, gue tendang pas dia nungging. HIH.

Rasanya kalau ngomongin angkot dan isinya tuh gak ada habisnya, habis, setiap hari adaaa aja hal baru dan aneh untuk diperhatiin.

Hmm, dan gue bersyukur juga, gue bisa dan berani naik angkot.

Gue gak manja, dan seandainya suatu saat, gue apes dan diharuskan naik angkot setiap harinya, itu bukan jadi hal baru dan gue gak akan kaget. hahahahaha.

Hanya mau berbagi dan uhhh...

jari gue kebas rasanya...

thank you for reading :)